Batik yang berasal dari Sragen biasa juga disebut dengan nama baju batik Kliwonan. Selain disebut sebagai baju batik Kliwonan ada juga yang menyebut dengan baju batik Girli. Batik Girli ini merupakan singkatan, Girli merupakan singkatan dari Pinggiran Kali. Desa-desa dari Klaten ini banyak yang terkenal dan rumah batik yang kebanyakan industri baju batik ini terletak di pinggiran dari sungai atau kali yang disebut dengan Bengawan Solo, industri ini terletak dibagian sisi kiri dan sisi kanan sungai tersebut. Selain industri yang banyak terletak di pinggir kali, bahkan rumah para pengrajinnya juga banyak yang terletak di pinggir sungai Bengawan Solo. Jika kita menyusuri kali Bengawan Solo dengan perahu maka di lokasi-lokasi tertentu dapat terlihat beberapa aktivitas membatik di rumah-rumah yang kebanyakan terletak di pinggir sungai.
Gaya batik yang berasal dari kota sragen kebanyakan cukup mirip dengan batik yang diproduksi di kota Solo. Batik Sragen dalam sejarah perkembangannya memang tidak bisa lepas perkembangannya dari baju batik yang berasal dari kota Solo. Juragan juragan baju batik Solo pada zaman dahulu banyak yang mempekerjakan pengrajin batik yang kebanyakan juga berasal dari wilayah kota Sragen. Pola pembuatan batik nya adalah dengan sebutan Sanggan yaitu para pembatik tersebut membawa bahan-bahan kain batik yang berasal dari para juragan batik kota Solo untuk dibawa pulang dan pekerjaan membatik itu kemudian dikerjakan di rumah masing-masing pengrajin batik tersebut di kota Sragen. Ada pula pembatik asal Sragen yang menjadi buruh di pabrik batik di Solo.
Di sekita tahun 196oan beberapa pengrajin batik yang berasal dari Desa Kliwon dan juga yang berasal dari Desa Pilang berusaha untuk membuka industri batik mereka sendiri di rumah. Usaha mereka ini ternyata cukup berhasil sehingga membuat tetangga-tetangga yang berada di sekitar mereka kemudian juga ikut membuat usaha baju batik yang serupa. Keberadaan baju batik yang berasal dari Klaten ini tumbuh makin kuat pada awal tahun 1990an, dan terus mengalami peningkatan dan sampai saat ini terus menerus berkembang pesat. Baju batik Sragen memiliki gaya yang pada awalnya cukup mirip dengan gaya batik yang berasal dari kota Solo. Sekarang setelah bertahun-tahun perkembangannya baju batik wanita yang berasal dari Sragen ini mulai bisa menemukanciri khasnya yaitu dengan menerapkan berbagai kombinasi motif batik yang baku seperti motif batik parang, batik Sidoluhur, motif Sidomukti, motif Kawung, motif Sekarjagad, motif babon angrem, motif srikaton, motif wahyu yang turun tumurun dipadukan dengan berbagai motif yang menggambarkan corak flora dan corak fauna.
Gaya batik yang berasal dari kota sragen kebanyakan cukup mirip dengan batik yang diproduksi di kota Solo. Batik Sragen dalam sejarah perkembangannya memang tidak bisa lepas perkembangannya dari baju batik yang berasal dari kota Solo. Juragan juragan baju batik Solo pada zaman dahulu banyak yang mempekerjakan pengrajin batik yang kebanyakan juga berasal dari wilayah kota Sragen. Pola pembuatan batik nya adalah dengan sebutan Sanggan yaitu para pembatik tersebut membawa bahan-bahan kain batik yang berasal dari para juragan batik kota Solo untuk dibawa pulang dan pekerjaan membatik itu kemudian dikerjakan di rumah masing-masing pengrajin batik tersebut di kota Sragen. Ada pula pembatik asal Sragen yang menjadi buruh di pabrik batik di Solo.
Di sekita tahun 196oan beberapa pengrajin batik yang berasal dari Desa Kliwon dan juga yang berasal dari Desa Pilang berusaha untuk membuka industri batik mereka sendiri di rumah. Usaha mereka ini ternyata cukup berhasil sehingga membuat tetangga-tetangga yang berada di sekitar mereka kemudian juga ikut membuat usaha baju batik yang serupa. Keberadaan baju batik yang berasal dari Klaten ini tumbuh makin kuat pada awal tahun 1990an, dan terus mengalami peningkatan dan sampai saat ini terus menerus berkembang pesat. Baju batik Sragen memiliki gaya yang pada awalnya cukup mirip dengan gaya batik yang berasal dari kota Solo. Sekarang setelah bertahun-tahun perkembangannya baju batik wanita yang berasal dari Sragen ini mulai bisa menemukanciri khasnya yaitu dengan menerapkan berbagai kombinasi motif batik yang baku seperti motif batik parang, batik Sidoluhur, motif Sidomukti, motif Kawung, motif Sekarjagad, motif babon angrem, motif srikaton, motif wahyu yang turun tumurun dipadukan dengan berbagai motif yang menggambarkan corak flora dan corak fauna.