Warisan batik tersebut, selain sebagai tradisi juga dilihat sebagai daya untuk menumbuhkan gagasan atau pertanyaan apakah dress batik selalu harus pada kain katun, adakah kemungkinan pada jenis kain lai atau bahkan bahan dasar lain. Apakah coraknya selalu harus dress batik sebagaimana pakem atau tradisi mengharuskan. Mungkinkah perbendaharaannya diperluas atau bahkan keberanian untuk menciptakan corak yang tidak taat pada pakem yang seharusnya. Apakah selalu harus malam sebagai perintang, adakah bahan lain yang bisa menggantikannya dan seterunya.
Di masa lalu produksi batik sudah berulang kali menunjukkan bahwa tantangan dijawab dengan kreativitas. Kreativitas yang berhasil menjadikan informasi eksternal sebagai energi untuk mengetengahkan corak dan pencorakan baru, juga kemungkinan medium baru. Pencorakan kreatif yag menerobos ke masa kini, mencipta dress batik yang baru berdasarkan sikap baru dan arus informasi yang terkaji, tersistem dan terkelola.
Batik telah melewati masa masa kreatifnya di waktu silam, dan kini kreativitas tersebut terlihat kembali lewat sejumlah pekerja seni dress batik di Jakarta, Bandung, Cirebon, Yogya, dan Pekalongan. Patut dipelajari bagaimana mereka bekerja, apa yang menjadi obsesinya, seperti apa cara berfikir merekadalam berproduksi, dan apa yang diimajinasikannya. Dapat dipastikan bahwa segenap energi dcurahkan untuk menciptakan citra citra baru bagi batik, terutama dalam hal penggarapan aspek presetasi visual yang baru. Singkatnya corak dan pencorakannya. Apaka secara langsung cukup bertolak dari permainan bentuk, gaya dan warna atau dari tekstur tenunan, konstruksi tenun, permainan dimensi benang lusi pakan, variasi serat benang, atau semua sekaligus.
Di masa lalu produksi batik sudah berulang kali menunjukkan bahwa tantangan dijawab dengan kreativitas. Kreativitas yang berhasil menjadikan informasi eksternal sebagai energi untuk mengetengahkan corak dan pencorakan baru, juga kemungkinan medium baru. Pencorakan kreatif yag menerobos ke masa kini, mencipta dress batik yang baru berdasarkan sikap baru dan arus informasi yang terkaji, tersistem dan terkelola.
Batik telah melewati masa masa kreatifnya di waktu silam, dan kini kreativitas tersebut terlihat kembali lewat sejumlah pekerja seni dress batik di Jakarta, Bandung, Cirebon, Yogya, dan Pekalongan. Patut dipelajari bagaimana mereka bekerja, apa yang menjadi obsesinya, seperti apa cara berfikir merekadalam berproduksi, dan apa yang diimajinasikannya. Dapat dipastikan bahwa segenap energi dcurahkan untuk menciptakan citra citra baru bagi batik, terutama dalam hal penggarapan aspek presetasi visual yang baru. Singkatnya corak dan pencorakannya. Apaka secara langsung cukup bertolak dari permainan bentuk, gaya dan warna atau dari tekstur tenunan, konstruksi tenun, permainan dimensi benang lusi pakan, variasi serat benang, atau semua sekaligus.