Seni dan juga warisan nenek moyang masyarakat jawa adalah batik. seni batik ini memiliki nilai yang sangat tinggi dan telah diakui tidak saja sebagai budaya bangsa Indonesia tetapi telah juga mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Motif batik yang dibuat dengan menggunakan canting pada permukaan kain batik terutama motif batik keraton pada umumnya memiliki makna yang sangat khusus. Motif batik dan juga corak batik yang masuk dalam golongan tradisional ini memiliki motif batik yang sangat banyak. Namun motif batik ini merupakan motif baju batik yang menyesuaikan dengan budaya dan juga keadaan dari setiap wilayah yang memiliki keadaan yang berbeda. Salah satu motif batik tradisional yang sangat khas dan bertahan hingga saat ini adalah motif batik Sido Luhur. Dalam cerita mengenai pembuatan motif batik Sido Luhur ini terdapat sebuah mitos yang mengatakan bahwa seniman batik yang hendak membuat motif batik ini agar dapat menahan napas nya secara lama. Motif baju batik Sidoluhur ini adalah motif batik yang diciptakan oleh Ki Ageng Henis yang merupakan kakek dari Panembahan Senopati yang dikenal secara luas sebagai pendiri kerajaan Mataram Jawa. Motif batik Sido luhur ini konon merupakan motif yang dibuat oleh Ki Ageng Henis secara khusus untuk anak keturunannya. Motif batik ini merupakan sebuah motif batik yang mengandung sebuah harapan agar orang yang memakai motif baju batik ini memiliki hati dan juga memiliki pikiran yang luhur. Selain itu motif batik Sido Luhur ini juga memiliki harapan agar orang yang menggunakan motif batik ini dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat luas. Menurut cerita yang ada motif batik ini ketika diciptakan oleh Nyi Ageng Henis, beliau selalu menahan napas ketika mencanting sampai lilin dalam canting tersebut habis. Nyi Ageng Henis juga merupakan seseorang yang dikenal memiliki kesaktian yang tinggi. Dalam menahan napas ketika mencanting ini diharapkan agar konsentrasi ketika membuat motif batik ini sangat terjaga dan seluruh doa dan juga harapan yang ada dalam motif batik ini dapat tercurah dengan baik pada permukaan kain batik tersebut. Proses pembuatan motif batik Sidoluhur ini sejak zaman dahulu hingga sekarang masih sama di mana kaum pria memiliki bagian dalam pembuatan motif dan wanita adalah orang yang melakukan proses canting.